Melihat Lebih Dalam Smelter Pertambangan, Fungsi dan Dampaknya

2024-06-26

Daftar isi

Tutup

Bagi yang berkecimpung di dunia pertambangan, mungkin sudah mengetahui tentang peraturan mengenai keharusan seluruh perusahaan tambang membangun fasilitas smelter. Namun, bagi yang masih asing, mungkin belum mengetahui seberapa penting keberadaan fasilitas smelter dalam industri pertambangan.

Baca Juga : Jenis-Jenis Pipa dan Fungsinya

Anda tidak perlu khawatir, karena artikel ini akan membahas tentang smelter yang ada dalam industri pertambangan. Mulai dari definisi dan fungsi smelter, mengapa smelter dibutuhkan, kendala dan dampak lingkungan, hingga tentang profesi terkait yang bekerja di smelter. Semua informasi tersebut akan dikupas di artikel ini.

Definisi dan Fungsi Smelter

Secara harfiah, smelter berasal dari kata smelting, yang berarti peleburan. Pada industri pertambangan mineral logam, smelter adalah bagian dari proses produksi, di mana proses ini mengekstrasi atau memisahkan bijih logam menjadi logam murni.

Baca Juga : Stainless Steel : Definisi, Jenis, Kelebihan dan Kekurangan

Umumnya, mineral yang ditambang dari alam masih tercampur dengan kotoran atau material bawaan yang tak diinginkan. Nah, material bawaan inilah yang perlu dibersihkan, selain itu juga harus dimurnikan. Proses pemurnian inilah salah satu fungsi dari smelter. Selain itu, fungsi dari smelter yaitu meningkatkan kandungan logam agar logam yang dihasilkan seperti timah, nikel, tembaga, emas dan perak dapat memenuhi standar yang berlaku.

Alasan Membangun Smelter

Waktu yang dibutuhkan untuk membangun satu fasilitas pengolahan bijih mineral ini sekitar 3 tahun, dan pemerintah telah mengimbau seluruh perusahaan pertambangan di Indonesia, baik yang besar maupun kecil, agar bisa cepat membangun smelter. Lalu, mengapa pemerintah sangat gencar terhadap pembangunan smelter ini? Beberapa poin pentingnya antara lain:

  • Smelter dapat menambah nilai jual dari mineral yang perusahaan tambang hasilkan.
  • Fasilitas ini juga dapat meningkatkan ketertarikan bagi investor dalam atau pun luar negri.
  • Membuka lapangan kerja baru bagi yang berkecimpung di bidang pertambangan atau masyarakat sekitar tempat smelter di bangun.

Menurut data yang dihimpun dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, terdapat 250 perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP), dan pada saat artikel ini ditulis, sekitar 70-an perusahaan yang sedang melakukan pembangunan smelter.

Baca Juga : Peran Welder Serta Kualifikasi, Tips hingga Kisaran Gaji

Dari 70 perusahaan tersebut, kurang lebih 25 perusahaan yang sedang pada tahap proses akhir pembangunan smelter. Kemudian, tercatat 15 perusahaan mulai melakukan ground construction, dan 10 perusahaan tengah dalam proses konstruksi. Sisa ada 16 perusahaan yang baru mengurus izin analisis mengenai dampak lingkungan.

Melansir CNBC Indonesia, saat ini, Indonesia memiliki jumlah smelter yang signifikan, dengan total mencapai 116 smelter yang beroperasi di seluruh kepulauan. Smelter-smelter ini tersebar di berbagai daerah, termasuk Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, serta berbagai pulau lainnya. Dari jumlah tersebut, disebutkan bahwa Kementerian ESDM akan melakukan pembatasan dalam pembangunan smelter, dan bagi yang ingin membangun, kemungkinan besar prosesnya akan rumit sekali karena dianggap sudah terlalu banyak.

Proses atau Cara Kerja Smelter

Smelter pertambangan adalah fasilitas industri yang memproses bijih mineral menjadi logam murni atau paduan logam. Cara kerjanya melibatkan langkah-langkah seperti penghancuran bijih, pengapungan untuk pemisahan mineral berharga, pemurnian melalui peleburan, pemisahan logam dari sisa mineral pengotor, dan pemurnian terakhir bila diperlukan.

Baca Juga : 4 Cara dan Proses Pembuatan Pipa Besi

apa itu smelter pertambangan

Pada smelter, zat aktif pada jenis logam mempengaruhi proses reduksinya. Semakin tinggi tingkat keaktifan logam, maka proses reduksinya akan semakin sulit. Sementara jika tingkat keaktifan semakin rendah, maka proses reduksinya juga bisa semakin mudah. Logam dengan tingkat keaktifan tinggi contohnya; magnesium dan alumunium, tingkat menengah; timah, besi, dan nikel, tingkat rendah; emas dan tembaga.

Material Logam yang Membutuhkan Smelter

Ada banyak jenis material logam yang memerlukan proses smelter. Hal ini tidak lain untuk memisahkan logam dari bijih mineralnya dan meningkatkan kemurniannya sehingga memiliki nilai jual lebih. Beberapa contoh material logam yang umumnya diproses menggunakan smelter meliputi:

  • Tembaga (Copper)
  • Aluminium (Aluminum)
  • Besi (Iron)
  • Timah (Tin)
  • Timbal (Lead)
  • Nikel (Nickel)
  • Perak (Silver)
  • Emas (Gold)
  • Seng (Zinc)
  • Baja (Steel)

Baca Juga : Jenis APD Untuk Pekerja Konstruksi

Dampak Lingkungan Pembangunan Smelter dan Cara Mengatasinya

Seperti fasilitas pertambangan pada umumnya, smelter juga tidak lepas dari munculnya opini pro dan kontra karena dapat mengakibatkan beberapa dampak lingkungan terkait pembangunannya. Smelter pertambangan dapat memiliki dampak lingkungan yang signifikan, terutama jika tidak dielola dengan baik. Beberapa dampak lingkungan yang dapat terjadi akibat operasi smelter pertambangan meliputi:

1. Pencemaran Udara

Bahan bakar fosil atau listrik yang digunakan di smelter dapat menghasilkan emisi gas seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus. Pencemaran udara ini dapat mempengaruhi kualitas udara, menyebabkan polusi.

2. Pencemaran Air

Pelepasan limbah cair yang mengandung logam berat seperti timbal, kadmium, dan merkuri ke dalam perairan dapat mencemari air tanah, sungai, danau, atau laut, membahayakan organisme air,

3. Dampak Habitat dan Keanekaragaman Hayati

Smelter juga berpotensi mengganggu kesehatan makhluk hidup dan ekosistem, bisa juga berdampak pada siklus rantai makanan terutama di alam liar. Sebab, pembangunan smelter sering memerlukan lahan yang luas, memicu deforestasi atau kerusakan habitat alam. Hal ini dapat mengancam keberlanjutan ekosistem hutan dan berdampak pada keanekaragaman hayati.

Namun, hal-hal tersebut bisa saja diatasi dengan penanganan serius terhadap limbah smelter dengan cara mengelola limbah dengan baik. Mulai dari pemisahan dan pemurnian limbah, pengendalian emisi gas, daur ulang limbah, dan sebagainya.

Baca Juga : Apa itu Water Treatment? Ini Penjelasannya

Selain itu, rehabilitasi lingkungan juga dapat dilakukan dengan cara pemulihan tanah, revegetasi, pembersihan limbah, dan pemantauan jangka panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan tujuan agar lahan yang digunakan kembali ke kondisi semula atau setidaknya kondisi yang dapat dihuni dengan baik oleh tumbuhan dan satwa liar.

Profesi yang Bekerja di Smelter Pertambangan

Smelter pertambangan adalah fasilitas industri yang melibatkan berbagai jenis pekerjaan dan profesi untuk mengoperasikannya dengan efisien dan aman. Berikut adalah beberapa profesi yang biasanya bekerja di smelter pertambangan:

  1. Operator Smelter
  2. Teknisi Smelter
  3. Ahli Kimia
  4. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  5. Insinyur Metalurgi

Kendala Pembangunan Smelter

Pembangunan sebuah Smelter yang luas tentu akan menemukan kendala, antara lain :

1. Pembebasan tanah atau lahan yang sulit. Harga tanah biasanya akan melambung tinggi karena adanya pembangunan proyek.

2. Pasokan dan ketersediaan listrik. Dalam industri, listrik menjadi sangat penting agar pabrik tetap memproduksi. Tapi wilayah pertambangan bukanlah wilayah perkotaan, jadi akan sangat sulit mendapatkan pasokan yang memadai.

3. Proses perizinan pembangunan smelter berbelit-belit dan terlalu lama.

4. Terbatasnya biaya juga menjadi masalah dalam pembangunan smelter.

Itulah penjelasan lengkap mengenai smelter dalam industri pertambangan, Pada dasarnya, pemerintah terus berupaya untuk memperbaiki perekonomian bangsa dan meningkatkan nilai hidup rakyat. Dilihat dari sisi ekonominya, nilai jual mineral akan jauh berbeda jika telah diolah, bukan lagi berbentuk bijih atau konsentrat.

Baca Juga : Pengertian dan Rangkaian Pekerjaan Fitter

Bukan hanya nilai jual logam murni yang meningkat, tapi juga bijih atau konsentrat tersebut masih dapat dimanfaatkan. Dengan pengelolaan smelter yang tepat, diharapkan dapat mengembalikan citra pertambangan banyak dicap sebagai perusak alam.

Penulis

Om Vin
Om Vin adalah full-time in-house engineer ACS dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri pipa fitting dan sangat gemar dengan tantangan.

Share

  • Facebook
  • Tweet
  • Whatsapp
  • LinkedIn

Artikel lainnya

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
09
.
10
.
24

Pentingnya Fitting Pipa dalam Proses Produksi Minyak dan Gas

Pemilihan atau pemasangan fitting yang tidak sesuai dapat menyebabkan kebocoran, yang tidak hanya mengganggu operasional, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
08
.
10
.
24

Penting! Ini Cara Memilih Valve yang Tepat untuk Kinerja Aman dan Efisien

Proses memilih valve seringkali membingungkan dan memakan waktu. Dalam banyak industri, menentukan valve yang sesuai memerlukan pemahaman mendalam tentang berbagai aspek.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
03
.
10
.
24

Valve yang Sering Ditemui di PKS beserta Fungsinya

Dengan memahami berbagai jenis valve dan fungsinya, perusahaan PKS dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih komponen yang sesuai untuk sistem perpipaan mereka.‍

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
03
.
10
.
24

Daftar Material Anti Korosi yang Mampu Bertahan Pada Air Laut Dalam

Daftar material yang kebal terhadap korosi bahkan untuk pekerjaan di laut dalam. Cek list materialnya dan pengaplikasiannya di sini.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
30
.
09
.
24

Wiremesh: Solusi untuk Kekuatan dan Stabilitas Konstruksi Anda

Wiremesh tersedia dalam berbagai ukuran dan spesifikasi untuk memenuhi kebutuhan berbagai proyek konstruksi dan industri. Dijual dalam bentuk lembaran atau gulungan dengan ukuran yang bervariasi.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
30
.
09
.
24

Plat Besi: Ukuran, Jenis, dan Tabel Beratnya

Berat plat besi memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur dan konstruksi dalam berbagai aspek. Beban berlebih akibat penggunaan plat besi yang terlalu tebal atau berat dapat menyebabkan kerusakan struktural atau bahkan kegagalan total bangunan.