2024-05-25

Control Valve : Pengertian, Komponen Hingga Cara Kerjanya

Daftar isi

Tutup

Valve, dalam berbagai bentuk dan ukuran, adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia industri karena berperan sebagai pintu gerbang yang mengatur aliran. Salah satu jenis valve yang paling umum yaitu control valve.

Apa Saja Fungsi Control Valve?

Control valve adalah alat yang dirancang khusus untuk mengatur laju aliran fluida dan mempertahankan parameter tertentu seperti tekanan, suhu, atau tingkat cairan dalam sistem.

Baca Juga : Panduan Lengkap Plug Valve dalam Sistem Perpipaan

Pada control valve biasanya menggunakan tanda / sinyal dari komponen yang terpasang di sistem perpipaan untuk kemudian diteruskan kedalam bukaan valve sesuai kebutuhan dari jumlah alirannya. Control valve juga bisa mengontrol jumlah aliran untuk membatasi tekanan didalam sebuah sistem perpipaan. 

Komponen Control Valve

Control valve set terdiri dari valve itu sendiri, kemudian ada fitting dan pipa yang dipasang di pondasi atau platform. Mengapa? Jawabannya karena control valve nantinya akan butuh untuk maintenance/perawatan, sehingga pemasangannya juga memperhatikan bahwa control valve akan mudah untuk dibongkar pasang kembali.

Baca Juga : Apa Itu Gate Valve dan Cara Kerjanya

automatic control valve on pipe

Konfigurasi Control Valve

Berbicara mengenai konfigurasi dari control valve, Anda bisa melihat gambaran control valve diatas, control valve biasanya jenis globe valve (terletak di tengah) yang menggunakan pneumatik atau hydrolic akuator untuk mengatur jumlah flow rate secara otomatis.

Drain System

Drain system berfungsi untuk mengeluarkan aliran fluida yang ada di control valve sebelum di maintenance. Jadi sebelum control valve ini benar-benar di lepas, maka drain ini dibuka terlebih dahulu agar sisa fluida yang ada di sekitar control valve langsung jatuh melalui drain agar tidak berceceran. Drain system ini merupakan fungsi bleed dari istilah DBB sebelumnya, yaitu mengeluarkan sisa fluida didalam control valve.

Baca Juga : Mengenal Butterfly Valve, Jenis, Kelebihan Serta Harga

Bagaimana Cara Kerja Control Valve?

Control valve tidak hanya dibuka atau ditutup secara manual seperti keran air di rumah, tetapi dioperasikan secara otomatis oleh sistem yang disebut aktuator. Aktuator ini bisa digerakkan oleh listrik, udara (pneumatik), atau cairan tekanan tinggi (hidrolik).

Pada umumnya, berikut langkah kerja Control Valve :

  1. Sensor: Sistem ini dimulai dengan sensor yang mengukur suatu variabel proses, misalnya suhu atau tekanan. Sensor ini mengirimkan informasi tersebut ke pengendali (controller).
  2. Pengendali (Controller): Pengendali ini membandingkan informasi dari sensor dengan nilai yang diinginkan (disebut setpoint). Misalnya, jika Anda ingin suhu air tetap 70 derajat Celsius, pengendali akan memeriksa suhu saat ini dan membandingkannya dengan 70 derajat.
  3. Sinyal Kontrol: Jika ada perbedaan antara nilai yang diukur dan setpoint, pengendali mengirimkan sinyal kontrol ke aktuator pada valve. Sinyal ini bisa berupa listrik (4-20mA), tekanan udara (3-15psi), atau sinyal digital dalam sistem canggih seperti HART atau Profibus.
  4. Aktuator: Aktuator menerima sinyal kontrol ini dan bergerak untuk membuka atau menutup valve sesuai kebutuhan. Jika perlu lebih banyak aliran, valve akan dibuka lebih lebar; jika terlalu banyak, valve akan ditutup sebagian atau sepenuhnya.
  5. Positioner: Dalam sistem yang lebih presisi, ada alat tambahan yang disebut positioner yang memastikan valve membuka atau menutup pada posisi yang tepat sesuai sinyal kontrol.
  6. Pengaturan Aliran: Dengan membuka atau menutup valve, aktuator mengatur aliran cairan atau gas yang melewatinya, menjaga variabel proses seperti suhu, tekanan, atau level cairan tetap sesuai setpoint.

Tipe - Tipe Control Valve

Berdasarkan cara kerja di atas, ada beberapa tipe control valve dengan fungsi yang berbeda - beda. Berikut tipe - tipe control valve :

1. PCV (Pressure Control Valve)

PCV berfungsi mengatur dan membatasi tekanan maksimum pada sistem . PCV mempertahankan tekanan dalam batas yang ditentukan dengan membuka atau menutup aliran sesuai kebutuhan.

2.TCV (Temperature Control Valve)

TCV digunakan untuk mengatur suhu dalam sistem dengan mengendalikan aliran fluida panas atau dingin ke dalam aplikasi umum seperti dalam sistem pemanas, pendingin, atau proses produksi yang memerlukan suhu yang tepat.

Baca Juga : Definisi Check Valve, Jenis dan Cara Kerjanya

3.FCV (Flow Control Valve)

FCV digunakan untuk mengatur laju aliran fluida dalam sistem dan memungkinkan pengaturan akurat dari jumlah cairan yang mengalir.

4.LCV (Level Control Valve)

LCV berfungsi untuk menjaga tingkat cairan dalam suatu tangki atau wadah dalam tingkatan tertentu. Jenis ini dapat membuka atau menutup aliran sesuai dengan perubahan tingkat cairan. Pengaplikasiannya seperti di dalam tangki penyimpanan, bejana reaktor, dan proses pengolahan air.

Baca Juga : Tipe-Tipe Ball Valve dan Fungsinya

5.XV (Isolation Control Valve)

Isolation control valve, atau biasa disebut XV, digunakan secara khusus untuk menghentikan aliran fluida ke lokasi tertentu. Hal ini dapat dilakukan karena berbagai alasan, seperti keamanan dan pemeliharaan umum. Aplikasinya meliputi pemeliharaan peralatan, pemisahan dalam proses kimia, dan pengamanan sistem saat diperlukan.

6.XCV (High Pressure Control Valve)

High pressure control valve dirancang khusus untuk bekerja pada tekanan tinggi untuk mengendalikan tekanan dalam sistem yang mengoperasikan cairan atau gas pada tekanan tinggi. Biasanya digunakan pada aplikasi industri minyak dan gas, produksi energi, dan sistem pengolahan tekanan tinggi.

Perawatan dan Pemeliharaan Control Valve

Perawatan dan pemeliharaan control valve sangat penting untuk memastikan kinerja yang optimal dan menjaga kelancaran sistem dalam berbagai sistem industri. Berikut adalah tips perawatan dan pemeliharaan control valve:

1. Pemeriksaan Visual dan Pembersihan Rutin

Lakukan pemeriksaan visual secara berkala pada control valve dan periksa apakah ada tanda-tanda kerusakan, keausan, atau tanda-tanda korosi. Pastikan juga tidak ada potensi kebocoran yang terlihat. Jangan lupa untuk membersihkan bagian-bagian valve yang mungkin terkena kontaminasi. Namun, Anda tetap harus menghindari penggunaan bahan kimia yang dapat merusak bagian internal valve.

2. Lubrikasi

Pastikan seluruh bagian-bagian bergerak dari valve yang memerlukan pelumas tetap terlumasi dengan baik. Gunakan pelumas yang sesuai sesuai dengan standar pemeliharaan.

3. Pengujian Fungsi:

Lakukan pengujian untuk memastikan bahwa valve dapat membuka dan menutup dengan benar serta mengendalikan aliran dengan akurat.

4. Penggantian Komponen yang Aus:

Komponen bergerak pada valve mungkin mengalami keausan dan perlu diganti. Pemantauan yang rutin dapat membantu mendeteksi sesuatu yang tidak sesuai pada komponen ini.

Pemeliharaan yang baik akan membantu menjaga control valve beroperasi dengan efisien, mencegah kebocoran, dan menghindari kegagalan yang dapat mengganggu kelancaran sistem. Penting untuk selalu ikuti pedoman dan rekomendasi dari produsen valve, dan konsultasikan dengan personil berpengalaman dalam perawatan valve jika diperlukan.

Baca Juga : Perbedaan Ball Valve, Globe Valve dan Gate Valve

Kenapa Control Valve Ukurannya Tidak Besar?

Jika Anda perhatikan, umumnya dalam satu set control valve dilengkapi dengan fitting reducer berupa eccentric dengan tipe bottom flat. Lalu kenapa harus menggunakan reducer? Artinya, ukuran control valve-nya lebih kecil dari pipa utamanya. Mengapa tidak dibuat control valve yang ukurannya besar sehingga mengurangi biaya penggunaan fitting reducer?

Baca Juga : Daftar Harga Valve Pipa Terbaru 2023

Pertanyaan tersebut bisa Anda tanyakan langsung kepada ACS. Selain itu, Anda juga dapat mengajukan penawaran kepada kami via call center atau chat WhatsApp tim sales kami yang langsung sigap membantu kebutuhan valve yang terbaik dengan stok terlengkap dari berbagai brand. Kami adalah distributor resmi valve pipa di seluruh area di Indonesia yang sudah berpengalaman dari tahun 2000.

Penulis

Om Vin
Om Vin adalah full-time in-house engineer ACS dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri pipa fitting dan sangat gemar dengan tantangan.

Share

  • Facebook
  • Tweet
  • Whatsapp
  • LinkedIn

Artikel lainnya

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
25
.
07
.
24

Fungsi Lap Joint Flange dalam Perpipaan

Pelajari definisi, fungsi, spesifikasi, dan keuntungan terbaru penggunaan lap joint flange dalam sistem pipa. Pelajari lebih lanjut di sini!

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
25
.
07
.
24

Memahami Pressure Reducing Valve: Definisi dan Fungsinya

Pelajari pengertian pressure reducing valve, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa penting dalam pengaturan tekanan air. Baca artikel ini untuk pemahaman lebih lanjut.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
13
.
07
.
24

Penggunaan Reducer Pipa untuk Efisiensi Aliran dalam Sistem Perpipaan

Reducer sangat berguna ketika dipasang dengan benar sebagai penghubung antar pipa dengan ukuran berbeda. Namun, Anda perlu selalu memperhatikan persyaratan pemasangan reducer yang baik akan memastikan produktivitas berjalan lancar serta memberikan manfaat setiap saat.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
04
.
07
.
24

Keunggulan Pneumatic Actuator untuk Berbagai Aplikasi Industri

Aktuator adalah perangkat mekanik yang bertindak sebagai perantara antara sinyal kontrol untuk menghasilkan gerakan dalam suatu sistem, dan electric actuator memanfaatkan energi listrik menjadi gaya mekanik atau energi kinetik untuk menghasilkan gerakan. Lalu, bagaimana dengan pneumatic actuator?

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
01
.
07
.
24

Menelusuri Keunggulan dan Tabel Pipa SCH80

Salah satu varian pipa yang seringkali menjadi pilihan untuk aplikasi dengan suhu dan tekanan tinggi adalah pipa SCH80.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
30
.
06
.
24

Keunggulan Pipa SCH40 dalam Berbagai Aplikasi Industri beserta Tabelnya

Memahami keunggulan hingga tabel pipa SCH40 untuk berbagai diameter dan betapa pentingnya pemilihan pipa yang tepat dalam setiap proyek konstruksi atau industri.