2023-11-13

Data Flow Diagram (DFD) : Definisi dan Simbol yang Digunakan

Daftar isi

Tutup

Dalam menyampaikan informasi, berbagai metode digunakan dengan tujuan agar informasi bisa tersampaikan dengan baik, dan diterima dengan baik pula oleh mitra tutur. Banyak cara bisa kita lakukan untuk menyajikan informasi yang efektif, sistematis, dan mudah dimengerti, salah satunya dengan menerapkan Data Flow Diagram, atau biasa disingkat DFD.

Bagaimana cara membuat DFD? Serta mengapa DFD penting dalam memahami proses atau konsep yang kompleks? Mari kita mulai dengan memahami dasar-dasar flow diagram dan bagaimana mereka dapat membantu kita mendapatkan informasi dari dengan lebih terstruktur.

Apa itu Data Flow Diagram?

Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah cara untuk memetakan aliran informasi dalam sebuah proses sistem informasi. DFD menggambarkan bagaimana data masuk, diproses, dan keluar dari sistem.

Data Flow Diagram biasanya berbentuk gambaran flowchart dengan skema yang spesifik, menggunakan simbol seperti persegi panjang, lingkaran, dan panah, kemudian ditambah label teks untuk menunjukkan input dan output dari setiap entitas yang ada dalam sistem.

Baca Juga : Sejarah dan Teori Dasar Sistem Perpipaan

Data Flow Diagram bisa berisi gambaran atau ilustrasi proses yang sederhana, bahkan dapat dibuat dengan tangan, hingga DFD multi-level yang bersifat detail dan menggali lebih dalam tentang bagaimana data diproses dari segi input dan outputnya.

Melansir lucidchart.com, metode atau pemodelan DFD ini pertama kali diperkenalkan oleh Larry Constantine dan Ed Yourdon pada tahun 1970 melalui buku yang berjudul Structured Design. Awalnya, Data Flow Diagram digunakan dalam rekayasa pengembangan software untuk menggambarkan aliran data dalam sistem informasi. Seiring berjalannya waktu, saat ini Data Flow Diagram telah berkembang dan diterapkan dalam berbagai industri dan bidang, termasuk bisnis.

Fungsi Data Flow Diagram

Data Flow Diagram dapat digunakan untuk menyampaikan rancangan sistem dan model, menggambarkan dan menganalisis sistem yang ada, atau membuat model sistem baru. Data Flow Diagram sering kali dipilih karena secara visual dapat “menjelaskan” hal-hal yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Baca Juga : Ketahui Fungsi Steam Trap Serta Jenisnya

Selain itu, DFD bisa disebut sebagai jembatan antara pengguna dan sistem yang dibuat. Sebab, DFD dapat digunakan baik untuk audiens teknis maupun non-teknis, mulai dari developer hingga bagian manajerial.

Entitas dan Simbol yang Ada di Data Flow Diagram

Seperti yang sudah disebutkan, Data Flow Diagram memiliki beberapa entitas yang digunakan untuk menggambarkan komponen yang ada dalam suatu sistem. Beberapa entitas yang digunakan dalam Data Flow Diagram antara lain:

  1. Proses (Process)Proses digambarkan dengan simbol lingkaran. Entitas ini adalah yang mewakili aktivitas atau tindakan yang terjadi dalam sistem. Proses ini akan mengubah atau mengolah data yang masuk dan menghasilkan data yang keluar.
  2. Entitas Eksternal (External Entity)External entity digambarkan dengan simbol persegi panjang, merupakan elemen yang berada di luar, tetapi berinteraksi dengan sistem. Dapat berupa pengguna (user), departemen lain, atau sistem lain yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dianalisis.
  3. Aliran Data (Data Flow)Data Flow menjadi representasi visual dari aliran informasi atau data yang berada di antara entitas, proses, dan penyimpanan data dalam sistem. Simbol dari data flow adalah tanda panah yang menggambarkan bagaimana data bergerak dari satu elemen ke elemen lain dalam DFD.
  4. Penyimpanan Data (Data Store)Data store menggunakan simbol dua garis sejajar atas bawah. Seperti namanya, data store mengacu pada tempat di mana data akan disimpan. Bisa menjadi database, berkas fisik, atau penyimpanan digital lainnya yang digunakan dalam sistem.

Dengan entitas-entitas yang ada dalam Data Flow Diagram, Anda dapat secara jelas dan terperinci menggambarkan bagaimana data bergerak dan diproses dalam sistem yang sedang dianalisis. Hal ini tentu sangat membantu dalam pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana sistem berfungsi dan dapat digunakan sebagai dasar untuk perbaikan atau pengembangan sistem yang lebih baik.

Baca Juga : Perbedaan Stud Bolt Dengan Machine Bolt

Level atau Tingkatan dalam Data Flow Diagram

Data Flow Diagram umumnya menggunakan tingkatan atau level untuk menggambarkan aliran data tingkat detail yang berbeda. Tingkatan tersebut antara lain:

  1. DFD Level 0Level teratas dari DFD, atay disebut juga sebagai "Context Diagram" yang menggambarkan keseluruhan sistem secara sederhana, tanpa rincian yang mendalam.
  2. DFD Level 1Level 1 menjelaskan aliran data dalam sistem dengan lebih detail, dibandingkan Level 0. DFD Level 1 dapat dibagi lebih banyak proses yang lebih terperinci.
  3. DFD Level 2DFD Level 2 adalah tingkatan yang lebih mendalam daripada Level 1 dengan gambaran aliran data yang sedikit lebih kompleks.
  4. DFD Level 3Tingkatan DFD yang lebih tinggi, seperti Level 3 ini, digunakan untuk menggambarkan proses yang jauh lebih kompleks. Jadi, semakin tinggi tingkatan DFD, semakin mendalam tingkat detail yang dijelaskan.

Pemilihan tingkatan Data Flow Diagram tergantung pada tingkat detail yang diinginkan dalam pemodelan sistem atau proses. Level 0 memberikan pandangan umum dan luas, sedangkan tingkat lebih dalam seperti Level 1, Level 2, dan Level 3 memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang aliran data dan proses-proses yang terlibat.

Baca Juga : Definisi Valve, Jenis, Fungsi dan Cara Pengoperasian

Bagaimana cara Membuat Data Flow Diagram?

Mengutip techtarget.com, langkah-langkah dasar yang perlu dilakukan saat membuat DFD antara lain:

  1. Pilihlah terlebih dahulu proses atau sistem yang akan digambarkan dengan DFD.
  2. Tentukan kelompok yang terlibat dan kategorikan ke dalam entitas-entitas di atas.
  3. Ilustrasikan diagram konteks Level 0 terlebih dahulu dengan koneksi dasar.
  4. Buatlah diagram Level 1 untuk alur lebih detail dan mulailah buat cabang berdasarkan entitas-entitas yang ada.
  5. Ulangi sedetail mungkin sesuai dengan data yang diperlukan.
  6. Pastikan tidak ada proses atau alur yang hilang atau tidak perlu.

Keuntungan Penggunaan Data Flow Diagram

Berdasarkan penjelasan di atas, penggunaan Data Flow Diagram (DFD) memiliki sejumlah keuntungan yang signifikan, terutama dalam pemodelan dan analisis sebuah sistem yang ingin dikembangan. Berikut adalah beberapa keuntungan utama dalam menggunakan DFD:

  1. Menggambarkan aliran data dengan jelas
  2. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana sistem beroperasi
  3. Berfungsi sebagai dokumentasi visual yang sangat membantu dalam kolaborasi dan pemahaman tim.
  4. Membantu mengidentifikasi masalah dengan cepat.
  5. Dapat digunakan untuk menggambarkan sistem yang kompleks dengan jelas dan terorganisir.

Secara keseluruhan, Data Flow Diagram adalah metode yang sederhana, namun sangat berguna dalam menjelaskan alur data dari sebuah sistem. Ini membantu dalam memahami, menganalisis, dan merancang sistem dengan lebih baik, dan memungkinkan organisasi untuk mengambil keputusan yang lebih terinformasi dan efisien.

Baca Juga : Gasket Untuk Mengatasi Kebocoran dalam Sistem Perpipaan

Kami PT Alvindo Catur Sentosa, sebagai pelopor dalam industri perpipaan, berkomitmen untuk memberikan solusi terbaik untuk kebutuhan Anda. Produk-produk berkualitas tinggi seperti pipa, valve, flange, buttweld fitting, forged fitting, dan spiral wound gasket adalah salah satu dari banyak pilihan yang kami tawarkan.

Kami tidak hanya menjual produk, tetapi juga memberikan beragam layanan unggulan, termasuk hydrotest valve, machining, bengkel bubut, modifikasi flange, dan pmi test, yang dirancang untuk menjawab kebutuhan spesifik Anda.

Kunjungi website resmi PT Alvindo Catur Sentosa atau temui kami di official store Tokopedia untuk menjelajahi rangkaian produk berkualitas kami. Kami berdedikasi untuk memberikan pelayanan pelanggan yang terbaik, dengan fokus pada kepuasan Anda.

Penulis

Om Vin
Om Vin adalah full-time in-house engineer ACS dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri pipa fitting dan sangat gemar dengan tantangan.

Share

  • Facebook
  • Tweet
  • Whatsapp
  • LinkedIn

Artikel lainnya

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
20
.
05
.
24

Safety Valve: Definisi, Fungsi dan Prinsip Kerja dalam Melindungi Sistem dari Overpressure

Dengan kemampuannya untuk mengontrol tekanan dan memastikan pelepasan gas atau fluida berbahaya saat mencapai level yang berpotensi membahayakan, safety valve bukan hanya sekadar komponen untuk menjaga keamanan sistem industri.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
20
.
05
.
24

Pentingnya Process and Instrumentation Diagram (P&ID) sebagai Alat Visualisasi dalam Industri

Selain gambaran teknis, P&ID memberikan representasi grafis yang jelas tentang hubungan antar-elemen dalam sistem. Sehingga sangat membantu para profesional atau pekerja proyek untuk memahami, merancang, dan mengelola proses industri dengan lebih efisien.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
20
.
05
.
24

Mengenal Mesin Bubut: Definisi, Aplikasi, dan Teknik Pembubutan

Aplikasi mesin bubut melibatkan banya industri, termasuk otomotif, kedirgantaraan, dan elektronik. Mari pahami prinsip kerja mesin bubut, jenis-jenis mesin bubut yang umum digunakan, dan teknik pembubutan seperti facing, turning, thread cutting, dan lainnya.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
20
.
05
.
24

Menelusuri Ragam Jenis Plat Besi dan Keunggulannya dalam Proyek Konstruksi

Mengeksplorasi berbagai jenis plat besi beserta karakteristiknya, seperti plat hitam untuk konstruksi, plat besi kembang untuk desain estetika, plat besi bordes untuk daya cengkram, plat kapal untuk industri maritim, dan plat besi strip yang tipis dan fleksibel.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
20
.
05
.
24

Memahami Perbedaan Mendasar antara CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil) dalam Industri Kelapa Sawit

Menjelaskan secara komprehensif perbedaan antara CPO dan PKO, meliputi definisi, karakteristik, serta kegunaan keduanya dalam berbagai sektor. Selain itu, memahami proses produksi, komposisi, harga di pasar, dan penggunaan turunan olahan kelapa sawit seperti oleokimia, oleopangan, dan bioenergi.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
15
.
05
.
24

Panduan Memilih Ukuran Kawat Las yang Tepat untuk Setiap Proyek Pengelasan

Ukuran kawat yang dipilih harus berkontribusi terhadap produksi las yang memenuhi atau melampaui standar kualitas yang ditentukan. Faktor-faktor seperti komposisi kawat, kebersihan permukaan, dan konsistensi memainkan peran penting dalam mencapai kualitas las yang tinggi.