Mengenal Material Baut dan Mur: Stainless Steel, Carbon Steel, dan Alloy Steel

2025-08-08

Daftar isi

Tutup

Dalam dunia teknik dan konstruksi, baut dan mur sering kali dianggap sebagai komponen kecil yang mudah disepelekan. Padahal, justru komponen inilah yang berperan penting dalam menjaga kestabilan dan keamanan seluruh struktur. 

Namun, banyak orang hanya fokus pada ukuran, panjang, atau jenis ulir saat memilih baut dan mur tanpa mempertimbangkan material penyusunnya, yang justru menjadi penentu utama ketahanan dan performa dalam jangka panjang.

Setiap material baut dan mur memiliki karakteristik fisik dan kimia yang berbeda. Perbedaan ini akan sangat mempengaruhi daya tahan terhadap tekanan, suhu ekstrim, serta korosi akibat lingkungan sekitar. Salah memilih material bisa berakibat fatal misalnya sambungan menjadi cepat aus, terjadi kegagalan struktur, bahkan membahayakan keselamatan kerja.

Sebagai contoh, penggunaan carbon steel tanpa perlindungan tambahan di lingkungan laut dapat memicu korosi dalam hitungan minggu. Sementara itu, stainless steel tipe tertentu bisa tampak ideal, tapi belum tentu tahan terhadap bahan kimia agresif yang sering ditemukan di industri kimia. Inilah sebabnya, pemahaman tentang jenis material sangat penting, terutama untuk proyek-proyek dengan tuntutan teknis tinggi.

Stainless Steel

Stainless steel adalah salah satu material paling populer untuk baut dan mur, terutama karena kemampuannya dalam melawan korosi. Dibuat dari campuran besi, kromium (minimal 10,5%), dan elemen lain seperti nikel dan molybdenum, stainless steel membentuk lapisan pelindung pasif yang secara alami menahan oksidasi. 

Itulah sebabnya material ini menjadi pilihan utama untuk lingkungan yang lembab, basah, atau terpapar unsur kimia ringan.

Kelebihan Stainless Steel

1. Tahan Korosi Sangat Baik

Stainless steel mampu melindungi dirinya dari karat, bahkan dalam lingkungan terbuka atau industri makanan. Inilah keunggulan utamanya dibanding material lain seperti carbon steel.

2. Tampilan Estetis dan Bersih

Banyak industri, terutama makanan dan farmasi, mensyaratkan kebersihan visual. Stainless steel tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki tampilan mengkilap yang bersih dan higienis.

3. Minim Perawatan

Karena daya tahannya terhadap korosi, baut dan mur stainless steel tidak memerlukan pelapisan tambahan atau perawatan berkala yang intensif.

4. Stabil dalam Suhu Tinggi dan Rendah

Beberapa tipe stainless steel (terutama SS316) dapat digunakan dalam suhu ekstrim tanpa kehilangan kekuatan strukturalnya.

Kekurangan Stainless Steel

1. Harga Lebih Tinggi

Kualitas tinggi datang dengan harga yang sepadan. Dibanding carbon steel, stainless steel bisa 2-4 kali lebih mahal tergantung grade-nya.

2. Potensi Galling (Macet Saat Dipasang)

Stainless steel rentan mengalami galling, yaitu macet atau lengket saat dikencangkan terlalu keras. Hal ini bisa dicegah dengan pelumas khusus atau memilih tipe ulir yang tepat.

3. Tidak Semua Tipe Cocok untuk Lingkungan Kimia Berat

Misalnya, SS304 cukup tahan terhadap korosi biasa, tetapi tidak cocok untuk paparan bahan kimia keras. Untuk kondisi tersebut, SS316 atau alloy khusus lebih direkomendasikan.

Jenis Umum Stainless Steel pada Baut & Mur

1. SS304 (A2) - Grade Serbaguna

Digunakan secara luas di berbagai industri karena memiliki keseimbangan antara kekuatan, ketahanan korosi, dan harga. Cocok untuk lingkungan kering hingga lembab.

2. SS316 (A4) - Tahan Kimia dan Air Laut

Mengandung molybdenum yang meningkatkan ketahanan terhadap zat kimia dan air laut. Ideal untuk aplikasi laut, farmasi, dan industri kimia berat.

Perbandingan SS304 vs SS316

Karakteristik SS304 SS316
Tahan Karat Baik Sangat Baik
Tahan Kimia Cukup Sangat Baik
Harga Lebih Ekonomis Lebih Mahal
Aplikasi Umum, indoor/ outdoor Kelautan, kimia, medis

Aplikasi Umum Stainless Steel

  • Industri Makanan dan Minuman - Karena sifatnya yang higienis dan tidak bereaksi dengan bahan makanan.
  • Industri Desalinasi  - Tidak berkarat meski terpapar air laut yang mengandung sodium.
  • Industri Kimia dan Farmasi - Terutama jika menggunakan SS316 untuk ketahanan terhadap zat kimia.
  • Peralatan Medis - Karena tidak menyebabkan iritasi dan mudah disterilkan.
  • Proyek Kelautan - SS316 menjadi pilihan utama karena ketahanannya terhadap air asin.

Carbon Steel

Carbon steel atau baja karbon merupakan salah satu material paling banyak digunakan untuk baut dan mur, terutama karena kekuatannya yang tinggi dan harganya yang ekonomis. Material ini pada dasarnya adalah campuran antara besi dan karbon, tanpa tambahan unsur logam lainnya dalam jumlah signifikan seperti pada alloy steel.

Sifat dasarnya membuatnya sangat cocok untuk aplikasi struktural dan mekanikal di berbagai sektor industri. Namun, carbon steel memiliki kelemahan utama yaitu rentan terhadap korosi, terutama jika tidak dilapisi atau tidak dipakai di lingkungan yang kering dan terkendali. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami kapan memilih carbon steel atau menghindarinya.

Kelebihan Carbon Steel

1. Kekuatan Tinggi

Carbon steel memiliki kekuatan tarik yang sangat baik, bahkan pada grade standar. Beberapa tipe high-strength carbon steel bisa digunakan untuk aplikasi dengan beban tinggi atau getaran kuat.

2. Harga Lebih Ekonomis

Dibandingkan stainless atau alloy steel, carbon steel jauh lebih murah dan mudah didapat, menjadikannya pilihan favorit dalam proyek konstruksi massal.

3. Fleksibel dalam Pelapisan

Bisa dilapisi dengan zincseng (galvanized), black oxide, atau coating lainnya untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi sesuai kebutuhan.

4. Ketersediaan Luas

Karena merupakan material industri umum, carbon steel tersedia dalam berbagai ukuran, ulir, dan bentuk, baik untuk mur, baut, maupun sekrup industri.

Kekurangan Carbon Steel

1. Sangat Rentan Terhadap Karat

Dalam kondisi lembab, apalagi lingkungan laut atau kimia, carbon steel yang tidak dilindungi akan berkarat dengan cepat, yang bisa menyebabkan kegagalan sambungan.

2. Tidak Tahan Bahan Kimia

Reaktif terhadap zat kimia agresif dan tidak disarankan untuk lingkungan pabrik kimia, farmasi, atau makanan.

3. Perlu Pemeliharaan Tambahan

Dibutuhkan pengecekan rutin dan perlindungan tambahan seperti cat, pelapis zinc, atau lingkungan kontrol untuk memastikan usia pakai lebih lama.

Grade Tipe Ulir Kekuatan Tarik (MPa) Aplikasi Umum
Grade 2 UNC ± 400-500 MPa Aplikasi ringan, konstruksi umum
Grade 5 UNC ± 800-900 MPa Otomotif, mesin umum
Grade 8 UNC ± 1200 MPa Industri berat, sambungan beban tinggi

Aplikasi Umum Carbon Steel

  • Menyatukan flange pada saluran distribusi minyak, gas, kimia, dan secamamnya.
  • Struktur Bangunan dan Rangka Baja - Digunakan dalam jumlah besar untuk sambungan balok, kolom, dan rangka.
  • Industri Otomotif - Grade tinggi dipakai untuk mesin, sasis, dan suspensi.
  • Peralatan Pertanian dan Alat Berat - Cocok untuk beban besar selama tidak terpapar korosi ekstrem.
  • Mesin Industri - Sambungan mekanikal dengan tekanan tinggi namun lingkungan terkendali.

Alloy Steel

Alloy steel adalah baja yang diperkaya dengan unsur logam tambahan seperti chromium, molybdenum, vanadium, nikel, dan lainnya untuk meningkatkan sifat mekanik maupun ketahanannya terhadap kondisi ekstrim. Material ini dirancang untuk menghadapi tantangan teknis yang tidak bisa diatasi oleh carbon steel biasa baik dalam hal kekuatan tarik, ketahanan panas, maupun ketahanan aus.

Penggunaan baut dan mur dari alloy steel umum ditemukan di industri berat, seperti minyak dan gas, pembangkit listrik, otomotif performa tinggi, dan mesin berat. Meskipun lebih mahal dan memerlukan proses produksi serta inspeksi yang lebih ketat, alloy steel memberikan reliabilitas tertinggi pada sambungan mekanis yang bekerja di bawah tekanan atau suhu ekstrem.

Komposisi Umum Alloy Steel

Beberapa elemen paduan yang umum ditambahkan:

  • Chromium (Cr) - meningkatkan ketahanan korosi dan kekerasan.
  • Molybdenum (Mo) - meningkatkan ketahanan suhu tinggi dan kekuatan.
  • Nickel (Ni) - meningkatkan kekuatan dan ketangguhan pada suhu rendah.
  • Vanadium (V) - memperbaiki kekuatan dan ketahanan aus.

Kelebihan Alloy Steel

1. Kekuatan Mekanik Sangat Tinggi

Alloy steel mampu menahan beban tinggi, tekanan internal, serta benturan mekanis yang intens tanpa deformasi.

2. Tahan Panas dan Suhu Ekstrem

Sangat cocok untuk aplikasi yang melibatkan suhu tinggi seperti turbin, mesin, dan sistem tekanan tinggi.

3. Ketahanan Aus dan Retak

Kekuatan dan struktur mikro dari alloy membuat material ini lebih tahan terhadap gesekan, kelelahan logam, dan keretakan mikro.

4. Pilihan Khusus untuk Aplikasi Kritis

Alloy steel bisa disesuaikan secara komposisi dan perlakuan panas sesuai kebutuhan teknis proyek.

Kekurangan Alloy Steel

1. Harga Lebih Tinggi

Proses produksi yang kompleks serta bahan baku yang lebih mahal membuat alloy steel lebih mahal dibanding carbon steel.

2. Perlu Penanganan Khusus

Proses pemotongan, pengelasan, atau pelapisan perlu perlakuan dan alat khusus agar tidak merusak struktur mikro logam.

3. Kurang Tahan Karat jika Tidak Dilapisi

Tidak semua alloy steel tahan terhadap karat seperti stainless steel. Oleh karena itu, beberapa aplikasi tetap memerlukan coating tambahan.

Aplikasi Umum Alloy Steel

  • Industri Migas (Oil & Gas) - Digunakan untuk sambungan pada sistem pipa tekanan tinggi, peralatan pengeboran, dan sistem offshore.
  • Pembangkit Listrik dan Turbin - Berperan dalam sambungan di lingkungan panas tinggi dan tekanan besar.
  • Alat Berat dan Konstruksi Industri- Digunakan pada alat berat, kendaraan tambang, atau peralatan pertambangan.
  • Industri Otomotif Performa Tinggi - Baut dan mur alloy digunakan di mesin balap dan kendaraan berperforma tinggi untuk ketahanan terhadap beban besar dan panas mesin.

Baca juga: Penerapan Alloy Steel dalam Sistem Perpipaan untuk Meningkatkan Ketahanan Korosi

Perbandingan Stainless Steel, Carbon Steel, dan Alloy Steel

Kriteria Stainless Steel Carbon Steel Alloy Steel
Ketahanan Karat Sangat Baik Buruk (tanpa pelapis) Sedang (tergantung komposisi)
Kekuatan Mekanik Sedang (Cukup kuat) Tinggi Sangat Tinggi
Tahan Suhu Ekstrim Baik (terutama SS316) Terbatas Sangat Baik
Tahan Bahan Kimia Sangat Baik (SS316) Terbatas Sangat Baik
Harga Tinggi Rendah Tinggi
Kemudahan Perawatan Minim Butuh pelapisan/ perawatan Butuh perlakuan khusus
Aplikasi Umum Makanan, medis, kelautan Konstruksi, otomotif umum Migas, mesin, alat berat

Cara Memilih Material Baut dan Mur yang Tepat

Memilih material baut dan mur bukanlah keputusan yang bisa diambil secara asal. Setiap proyek memiliki karakteristik lingkungan, beban, serta anggaran yang berbeda dan semua itu sangat mempengaruhi jenis material yang sebaiknya digunakan.

Berikut panduan praktis dalam memilih material baut dan mur yang paling sesuai, berdasarkan tiga pendekatan utama: lingkungan kerja, jenis industri, dan pertimbangan anggaran.

1. Berdasarkan Lingkungan Kerja

Kondisi di sekitar tempat penggunaan baut dan mur sangat menentukan daya tahan material. Inilah beberapa contoh lingkungan umum dan rekomendasi materialnya:

Lingkungan Rekomendasi Material Alasan
Lingkungan laut (air asin) Stainless Steel SS316 Tahan korosi tinggi terhadap air asin
Lingkungan lembab/ rentan karat Stainless Steel SS304/ SS316 Tahan lembab tanpa perlu pelapis tambahan
Lingkungan indoor/ kering Carbon Steel (dengan atau tanpa pelapis) Hemat dan cukup kuat jika tidak terpapar kelembaban
Suhu tinggi (misalnya mesin, boiler) Alloy Steel Stabil pada suhu ekstrem, tidak mudah melemah
Paparan zat kimia agresif Stainless Steel SS316 atau Alloy tertentu Tahan terhadap korosi kimia yang tinggi

2. Berdasarkan Jenis Industri

Setiap industri memiliki standar dan risiko teknis yang berbeda. Berikut adalah panduan umum:

Industri Rekomendasi Material Alasan
Makanan dan minuman SS304 atau SS316 Aman secara higienis dan tahan karat
Kimia/ Farmasi SS316 atau Alloy Steel tertentu Tahan terhadap zat kimia korosif
Konstruksi umum Carbon Steel Hemat dan kuat untuk penggunaan standar
Kelautan/ Offshore SS316 Tahan air laut, tidak mudah berkarat
Otomotif & Mesin Carbon Steel Grade 5/8 atau Alloy Steel Kuat, cocok untuk tekanan & getaran
Industri berat/ migas Alloy Steel Stabil di bawah tekanan tinggi & suhu ekstrem

3. Berdasarkan Anggaran dan Ketersediaan

Pemilihan material tidak bisa dilepaskan dari aspek biaya proyek dan ketersediaan di pasaran. Berikut panduannya:

Selain kondisi teknis, pemilihan material baut dan mur juga sangat dipengaruhi oleh faktor anggaran proyek dan ketersediaan material di lokasi. Berikut beberapa pertimbangan umum:

  • Jika budget terbatas tapi butuh kuat, gunakan carbon steel. Harganya lebih murah dan cukup kuat. Agar tidak cepat berkarat, pastikan diberi pelapis anti karat seperti galvanis.
  • Kalau kamu butuh yang tahan karat dan tampilannya bagus, pilih stainless steel SS304. Cocok untuk penggunaan di tempat lembab atau yang mengutamakan tampilan bersih.
  • Lingkungan kerja berat atau ekstrem? Gunakan alloy steel atau SS316. Memang lebih mahal, tapi sangat kuat dan tahan terhadap suhu tinggi, zat kimia, atau air laut.
  • Jika sulit mendapatkan material tertentu di lokasi proyek, konsultasikan dengan supplier untuk alternatif material. Bisa juga pakai carbon steel yang diberi pelapis tambahan agar tetap aman digunakan.

Baca juga: Sambungan Kuat Dimulai dari Sini, Berikut Jenis Mur yang Harus Anda Tahu

Kesalahan Umum dalam Pemilihan Material Baut & Mur

Memilih baut dan mur memang terlihat sederhana, tapi kesalahan kecil dalam memilih material bisa berdampak besar pada keselamatan dan daya tahan sistem. Sayangnya, kesalahan ini masih sering terjadi di lapangan, terutama karena kurangnya pemahaman teknis atau terlalu fokus pada harga murah.

Berikut beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari:

1. Pakai Carbon Steel di Lingkungan Laut

Ini adalah kesalahan yang paling sering ditemukan. Carbon steel memang kuat dan murah, tapi tidak tahan terhadap air asin. Jika digunakan di area pesisir atau lingkungan laut tanpa pelapisan yang tepat, baut bisa berkarat hanya dalam hitungan minggu. Ini berisiko menyebabkan sambungan lepas dan sistem rusak lebih cepat.

2. Salah Pilih Jenis Stainless Steel

Banyak orang berpikir semua stainless steel itu sama, padahal tidak. Misalnya, SS304 cukup tahan karat, tapi tidak cocok jika terkena zat kimia kuat atau air laut. Untuk kondisi seperti itu, seharusnya digunakan SS316. Salah pilih tipe bisa membuat baut cepat korosi meski secara tampilan terlihat sama.

3. Gunakan Material Overkill yang Tidak Perlu

Sebaliknya, ada juga yang memilih material mahal seperti alloy steel padahal kebutuhan sebenarnya bisa ditangani dengan carbon steel atau SS304. Akibatnya, biaya proyek membengkak tanpa manfaat tambahan yang signifikan. Ini sering terjadi jika keputusan diambil tanpa konsultasi teknis.

4. Tidak Memperhatikan Suhu dan Tekanan

Beberapa sambungan bekerja di suhu tinggi atau tekanan besar, seperti di mesin industri atau pipa tekanan. Menggunakan baut biasa di kondisi ekstrim seperti ini bisa menyebabkan deformasi, bahkan patah. Untuk aplikasi ini, harus dipilih material yang sesuai seperti alloy steel yang tahan suhu dan tekanan.

5. Fokus ke Harga, Lupa Lingkungan Kerja

Harga memang penting, tapi bukan satu-satunya pertimbangan. Memilih material hanya karena murah, tanpa memperhatikan kondisi lingkungan kerja, bisa membuat sistem lebih cepat rusak dan justru menambah biaya perbaikan kedepannya.

Memilih baut dan mur bukan sekadar memilih ukuran atau bentuk ulir. Material adalah faktor penting yang menentukan daya tahan, keamanan, dan efisiensi jangka panjang. Kesalahan dalam pemilihan bisa berdampak serius mulai dari korosi, kebocoran, hingga kegagalan sistem secara keseluruhan.

Itulah mengapa pemahaman terhadap jenis material seperti stainless steel, carbon steel, dan alloy steel sangat penting. Dengan mengenal karakteristik masing-masing, kamu bisa menyesuaikan pilihan berdasarkan lingkungan kerja, kebutuhan teknis, dan anggaran proyek.

Jika kamu membutuhkan baut dan mur dengan material yang tepat dan kualitas terjamin, ACS siap membantu. Kami menyediakan berbagai pilihan fastener dari carbon steel, stainless steel, hingga alloy steel yang sesuai standar industri, lengkap dengan dukungan teknis untuk memastikan setiap kebutuhan proyekmu terpenuhi dengan aman dan efisien.

Baca juga: Metrik vs Imperial: Kenapa Baut M6 Tidak Sama dengan 1/4 Inch? Ini Penjelasannya

Penulis

Om Vin
Om Vin adalah full-time in-house engineer ACS dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri pipa fitting dan sangat gemar dengan tantangan.

Share

  • Facebook
  • Tweet
  • Whatsapp
  • LinkedIn

Artikel lainnya

No items found.