Jika Anda pernah melihat di TV, internet atau suatu tempat khususnya wilayah riau, cilacap, cepu atau tempat dimana terdapat perusahaan pengolahan minyak dan gas. Anda akan melihat suatu rangkaian konstruksi atau menara yang di ujungnya keluar api yang besar dan menara inilah yang disebut dengan flare stack.
Apa itu Flare Stack?
Flare stack merupakan sebuah sistem industrial seperti menara atau cerobong terakhir dari suatu proses pengolahan minyak pada sektor upstream, dimana semua gas yang telah dipisahkan dari minyak akan diarahkan ke flare stack tersebut untuk dibakar.
Mengapa Sisa Gas Dibuang di Flare Stack dan Tidak Diolah Kembali?
Mungkin dari Anda akan bertanya, kenapa pada proses ini gas harus dibakar? Padahal gas ini adalah salah satu energi yang dapat dimanfaatkan, jawabannya tergantung dari jumlah gas yang dihasilkan dari pemisahan minyak tersebut. Biasanya gas yang diproduksi pada pengolahan minyak (light oil) sektor upstream ini seringkali tidak ekonomis untuk diolah dan digunakan.
Itu artinya kalau Anda seorang pengusaha di bidang minyak dan gas maka Anda akan merugi kalau Anda memanfaatkan gas tersebut karena jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk melakukan pengolahan gas ini jauh lebih besar dibandingkan dengan energi yang dihasilkan.
Baca Juga : Pahami Cara Baca Kode Standard ASME

Baca Juga : Apa itu Steam Tracing Dalam Sistem Perpipaan
Faktor lingkungan juga menjadi alasan kenapa gas ini harus dibakar. Gas yang dihasilkan dari pemisahan minyak ini sebagian besar merupakan gas metana. Gas metana sendiri adalah gas rumah kaca yang berperan terhadap pemanasan global seperti karbondioksida.
Perbedaannya adalah gas metana ini 20x lebih merusak daripada karbondioksida. Oleh sebab itu, gas yang diproduksi tersebut biasanya juga banyak mengandung CO2 dan H2S yang bisa membahayakan kesehatan dan kehidupan manusia. Jika udara lembab maka gas akan lebih berat dari udara dan ini akan membuat gas turun mencapai tanah dan meningkatkan kemungkinan untuk terjadi kebakaran yang jelas merugikan.