Mengungkap Proses Demineralisasi: Bagaimana Demin Plant Mendukung Operasional Industri

2025-06-15

Daftar isi

Tutup

Apakah Anda pernah mendengar tentang Demin Plant? Jika belum, ini adalah unit utilitas yang berfungsi untuk menghasilkan air demineralisasi (demineralized water/DM water), yaitu air murni yang telah terbebas dari mineral terlarut. Dalam fasilitas industri, terutama di unit operasi kilang, ketersediaan air dalam jumlah besar dengan kemurnian tinggi sangat penting untuk memastikan kelancaran berbagai proses, termasuk pada sistem boiler, pendingin, dan peralatan lainnya. Lalu, bagaimana sebenarnya Demin Plant bekerja dan mengapa perannya begitu krusial bagi industri? Simak pembahasannya lebih lanjut!

Apa yang Dimaksud Demin Plant?

Menurut Paras Hydrotech, demineralisasi (atau deionisasi) adalah proses pengolahan air yang menghilangkan garam mineral dan ion melalui pertukaran ion. Menghasilkan air dengan kemurnian tinggi, di mana ion hidrogen dan hidroksida bergabung membentuk molekul air, sehingga air yang telah diproses bebas dari garam dan mineral terlarut.

Demin Plant

Tidak hanya di kilang migas, industri seperti farmasi, makanan dan minuman, dan pembangkit listrik memerlukan air dengan kadar mineral tertentu dan tingkat kekotoran yang sangat rendah. Sebab, sejumlah kecil mineral seperti kalsium, magnesium, dan natrium dapat menyebabkan penumpukan kerak, korosi, dan kontaminasi. Akibatnya, akan mengganggu kualitas produk serta memperpendek masa pakai peralatan.

Proses Demineralisasi Air di Demin Plant

Demin Plant bekerja melalui beberapa tahapan utama untuk menghilangkan mineral dan kotoran dari air baku hingga menghasilkan air dengan kemurnian tinggi. Melansir Sarvo Water, berikut adalah prosesnya:

Pengambilan Air Baku

Proses dimulai dengan mengambil air dari sumber alami seperti sungai, danau, atau sumur bawah tanah. Air ini masih mengandung berbagai mineral dan kotoran yang harus dihilangkan sebelum dapat digunakan dalam industri.

Pra-Pemrosesan (Pretreatment)

Sebelum masuk ke tahap utama, air baku terlebih dahulu melalui proses pra-pemrosesan untuk menghilangkan partikel tersuspensi, bahan organik, dan kotoran lainnya yang dapat mengganggu proses demineralisasi. Proses ini biasanya melibatkan sedimentasi (pengendapan kotoran), filtrasi (penyaringan), dan desinfeksi untuk membunuh bakteri serta mikroorganisme berbahaya.

Proses Pertukaran Ion

Tahapan inti dalam sistem Demin Plant adalah pertukaran ion, di mana air dialirkan melalui resin penukar ion untuk menghilangkan mineral seperti kalsium, magnesium, natrium, dan klorida. Resin ini bekerja dengan cara menukar ion dalam air dengan ion bermuatan serupa yang ada di dalam resin, sehingga hanya molekul air murni yang tersisa.

Regenerasi Resin

Seiring waktu, resin penukar ion akan jenuh oleh ion yang telah diserap, sehingga perlu diregenerasi agar dapat digunakan kembali. Regenerasi dilakukan dengan mengalirkan larutan kimia khusus, seperti natrium klorida untuk resin kation dan asam klorida untuk resin anion, untuk menggantikan ion yang telah terperangkap. Setelah proses ini, resin kembali siap digunakan dalam siklus berikutnya.

Pertukaran Ion Campuran (Mixed Bed Ion Exchange)

Untuk kebutuhan air ultra-murni, digunakan unit pertukaran ion campuran (mixed bed ion exchange). Unit ini menggabungkan resin kation dan anion dalam satu wadah, sehingga mampu menghasilkan air dengan tingkat kemurnian lebih tinggi dibandingkan dengan sistem pertukaran ion biasa.

Pemurnian Akhir (Polishing)

Dalam beberapa kasus, air yang telah mengalami demineralisasi masih harus melewati proses tambahan seperti ultrafiltrasi atau reverse osmosis (RO) untuk memastikan kemurnian maksimal dengan menghilangkan kotoran sisa yang mungkin masih tertinggal.

Penyimpanan dan Distribusi

Setelah mencapai tingkat kemurnian yang diinginkan, air demineralisasi disimpan dalam tangki khusus sebelum didistribusikan melalui jaringan pipa ke berbagai titik penggunaan di industri.

Demineralized Water

Demineralized Plant

Setelah melalui proses demineralisasi di Demin Plant, air demineralisasi (demineralized water) dapat digunakan dalam berbagai aplikasi industri, laboratorium, manufaktur, hingga produk pembersih. Setiap penggunaan mungkin memiliki persyaratan khusus terkait tingkat kemurnian air yang dibutuhkan.

Karakteristik Demineralized Water

Menurut New Water, air yang telah mengalami demineralisasi memiliki beberapa karakteristik utama:

  • pH Netral: Berada dalam rentang 6.5 - 7.5, sehingga tidak bersifat asam maupun basa.
  • Konduktivitas Rendah: Tidak menghantarkan listrik secara signifikan karena tidak mengandung ion-ion mineral yang dapat meningkatkan daya hantar listrik.
  • Bebas dari Zat Terlarut yang Memicu Reaksi Oksidasi-Reduksi: Tidak mengandung zat yang dapat menyebabkan korosi atau perubahan kimia pada peralatan industri.

Di fasilitas kilang, demineralized water digunakan untuk membantu operasional beberapa utilities. di antaranya:

  • Boiler Feed Water, sebagai umpan boiler untuk menghasilkan uap yang digunakan dalam berbagai proses industri.
  • Cooling System (Sistem Pendingin) untuk mencegah penumpukan kerak dan korosi di rangkaian pipa dan heat exchanger.
  • Steam Turbine System untuk menghindari pengendapan mineral di bilah turbin, yang dapat menyebabkan gangguan operasional dan penurunan efisiensi energi.
  • Chemical Processing & Catalyst Preparation untuk melarutkan bahan kimia dan mempersiapkan katalis, sehingga tidak ada kontaminasi dari ion mineral yang dapat mengganggu reaksi kimia.

Jadi, Demin Plant memastikan pasokan air berkualitas tinggi yang bebas dari mineral terlarut. Tanpa proses demineralisasi, risiko kerak, korosi, dan kontaminasi dapat meningkat, mengganggu operasional serta masa pakai. Dengan teknologi pertukaran ion, Demin Plant mampu menghasilkan air dengan kemurnian tinggi, menjaga efisiensi sistem dan memastikan standar kualitas yang lebih baik dalam proses industri.

Jika Anda ingin memahami lebih dalam tentang sistem pengolahan air dan teknologi industri lainnya, kunjungi alvindocs.com/blog. Temukan berbagai artikel informatif seputar industri migas, manufaktur, dan inovasi teknologi yang dapat memperkaya wawasan Anda.

Penulis

Om Vin
Om Vin adalah full-time in-house engineer ACS dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri pipa fitting dan sangat gemar dengan tantangan.

Share

  • Facebook
  • Tweet
  • Whatsapp
  • LinkedIn

Artikel lainnya

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
04
.
11
.
25

Panduan Lengkap API 6D vs API 600

API 6D dipakai untuk valve di pipeline migas, sedangkan API 600 fokus pada steel gate valve di refinery. Bedanya terletak pada fungsi, tekanan, dan aplikasinya.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
04
.
11
.
25

Prosedur Safety Valve di Fuel Terminal

Safety valve jadi garis pertahanan terakhir di terminal BBM untuk cegah overpressure, kebakaran, & ledakan. Kuncinya: uji rutin & patuh standar API–NFPA.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
03
.
11
.
25

Sistem Piping di Fuel Terminal

Desain sistem piping di terminal BBM memastikan distribusi bahan bakar aman, efisien, dan sesuai standar seperti API 2610, NFPA, serta HSE guidelines.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
03
.
11
.
25

Subsea Valve: Material & Coating Anti Korosi

Subsea valve butuh material dan coating anti korosi tangguh untuk tahan tekanan, garam, dan biofouling di laut dalam agar operasi tetap aman dan andal.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
31
.
10
.
25

API 602 dan API 608 pada valve, apa perbedaannya?

API 602 untuk forged steel valve kecil bertekanan tinggi, sedangkan API 608 untuk ball valve medium–besar dengan isolasi cepat di industri.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
31
.
10
.
25

Pengertian Fuel Terminal, Fungsi, dan Contohnya

Fuel terminal adalah fasilitas penyimpanan dan distribusi BBM skala besar yang memastikan pasokan energi tetap stabil, aman, dan efisien.