Dalam industri, sistem perpipaan (piping system) memegang peranan krusial sebagai jalur distribusi fluida, gas, maupun energi. Pemahaman terhadap istilah teknis dalam sistem ini sangat penting, terutama bagi para teknisi, engineer, maupun mahasiswa teknik yang sedang menapaki dunia piping engineering.
Dengan memahami istilah-istilah dasar, kamu bisa lebih percaya diri dalam membaca gambar teknik, mendesain instalasi, atau saat berinteraksi dengan tim lapangan.
Istilah Penting dalam Sistem Perpipaan
Berikut adalah daftar istilah penting dalam sistem perpipaan, disertai penjelasan ringkas dan penggunaannya dalam praktik industri.
1. Elbow

Elbow adalah fitting yang berfungsi mengubah arah aliran fluida dalam pipa, biasanya tersedia dalam sudut 45°, 90°, atau 180°. Berdasarkan radius lengkungannya, terdapat tipe short radius (SR) dan long radius (LR), masing-masing cocok digunakan sesuai ruang dan kebutuhan aliran.
Dalam sistem distribusi air bertekanan di gedung bertingkat, elbow 90° LR digunakan untuk mengarahkan aliran ke jalur vertikal tanpa menimbulkan tekanan balik yang signifikan.
Baca juga: Jenis-Jenis Elbow Pipa dan Fungsinya dalam Sistem Perpipaan Industri
2. Tee

Tee digunakan untuk membagi satu aliran fluida menjadi dua arah atau sebaliknya, menggabungkan dua aliran ke dalam satu jalur. Tersedia dalam bentuk equal tee (diameter sama) dan reducing tee (diameter berbeda), fitting ini umum ditemukan di jaringan distribusi yang bercabang.
Saat mendesain jaringan air di pabrik, teknisi menempatkan tee untuk membagi aliran utama menuju dua area produksi berbeda.
Baca juga: Equal Tee: Definisi, Fungsi, dan Material Terbaik untuk Sistem Pipa
3. Reducer

Reducer memungkinkan penyambungan dua pipa dengan ukuran berbeda secara bertahap, menjaga kestabilan tekanan dan kecepatan fluida. Tersedia dalam dua bentuk utama: concentric reducer (simetris) dan eccentric reducer (satu sisi rata), yang dipilih sesuai orientasi pipa dan jenis alirannya.
Sebelum fluida masuk ke pompa, digunakan eccentric reducer untuk mencegah penumpukan udara di bagian atas jalur pipa.
Baca Juga : Penggunaan Reducer Pipa untuk Efisiensi Aliran dalam Sistem Perpipaan
4. Flange

Flange merupakan sambungan berbentuk cakram yang menghubungkan pipa dengan komponen lain seperti valve atau equipment. Komponen ini memudahkan perawatan sistem karena bisa dibongkar pasang, serta tersedia dalam berbagai kelas tekanan seperti Class 150 hingga Class 2500.
Dalam instalasi tangki penyimpanan, flange dipasang agar pipa bisa dilepas saat inspeksi atau perawatan berkala.
Baca Juga : Apa itu Flange Pipa dan Jenis Jenis Flange Pipa Besi
5. Pressure Drop
Pressure drop adalah penurunan tekanan dalam pipa yang terjadi akibat gesekan, perubahan arah, atau perubahan diameter. Nilai pressure drop yang tinggi bisa berdampak pada kinerja sistem dan perlu diperhitungkan dalam perencanaan desain.
Karena banyaknya elbow dalam sistem, pressure drop diperhitungkan ulang agar tekanan di ujung jalur tetap mencukupi.
6. Flow Rate
Flow rate menyatakan volume fluida yang mengalir per satuan waktu. Parameter ini penting untuk menentukan kapasitas pipa dan memilih ukuran pompa atau valve yang sesuai. Saat memilih pompa untuk sistem HVAC, flow rate ditentukan agar kapasitas pendinginan tetap optimal.
7. Schedule (SCH)
Schedule mengacu pada ketebalan dinding pipa. Semakin tinggi angkanya (misalnya SCH 40, SCH 80), semakin tebal dan kuat pipa tersebut menahan tekanan. Pemilihan schedule tergantung pada tekanan kerja dan suhu operasional. Untuk fluida panas bertekanan, pipa SCH 160 dipilih demi keamanan sistem.
8. NPS (Nominal Pipe Size)
NPS adalah ukuran nominal diameter pipa dalam satuan inci, yang digunakan dalam sistem standar Amerika. Meskipun disebut “nominal”, ukuran aktual bisa berbeda tergantung schedule-nya. Desain awal menggunakan NPS 6 untuk jalur utama distribusi air pendingin.
9. Laminar dan Turbulent Flow
Laminar flow menggambarkan aliran fluida yang tenang dan teratur, sedangkan turbulent flow mencerminkan aliran yang kacau dan penuh pusaran. Pemilihan desain sistem sangat mempertimbangkan jenis aliran ini untuk menjaga efisiensi dan umur pakai komponen. Dengan memilih elbow long radius, aliran bisa dijaga tetap laminar meski terdapat perubahan arah.
10. Cavitation
Cavitation terjadi saat tekanan dalam fluida turun drastis sehingga terbentuk gelembung uap, yang kemudian pecah dan menimbulkan kerusakan pada permukaan logam, terutama di sekitar pompa atau katup.Pompa yang tidak dirancang dengan NPSH memadai bisa mengalami cavitation dan rusak dalam waktu singkat.
11. Coupling/Socket
Komponen lurus yang menyambungkan dua pipa dengan diameter yang sama. Biasanya digunakan untuk sambungan permanen pada jalur lurus yang tidak bercabang.
Dalam jaringan sprinkler, coupling digunakan untuk menyambung pipa-pipa lurus secara cepat tanpa perubahan arah.
Baca Juga : Coupling Pipa Besi pada Industri: Fungsi, Jenis, dan Aplikasinya
12. Gate Valve
.png)
Katup yang berfungsi sebagai pembuka dan penutup penuh (on/off). Tidak ideal untuk pengaturan aliran sebagian karena dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan penyekatnya.
Gate valve digunakan di pipa utama untuk mengisolasi aliran sepenuhnya saat terjadi perbaikan sistem.
13. Globe Valve

Dirancang untuk mengatur besar-kecilnya aliran. Cocok untuk aplikasi throttling karena kontrolnya yang presisi. Dalam sistem uji tekanan, globe valve dipilih untuk menyesuaikan aliran air secara bertahap.
Baca Selengkapnya : Jenis Globe Valve dan Cara Kerjanya
14. Ball Valve

Memiliki bola berlubang sebagai elemen penutup yang berputar seperempat putaran untuk membuka atau menutup aliran secara cepat. Untuk sistem air darurat, ball valve menjadi pilihan karena bisa dibuka penuh hanya dengan satu gerakan tangan. Ball valve populer di sistem distribusi air karena mudah dioperasikan dengan satu gerakan saja.
15. Check Valve
.png)
Hanya memungkinkan aliran satu arah dan mencegah aliran balik, penting untuk melindungi pompa atau peralatan. Check valve mencegah air kembali masuk ke pompa saat tekanan di pipa turun atau pompa dimatikan.
Baca juga: Perbedaan Ball Valve, Globe Valve dan Gate Valve
16. P&ID (Piping and Instrumentation Diagram)
Dokumen diagramatis yang menggambarkan keseluruhan sistem perpipaan, instrumen, katup, dan peralatan lain. Menjadi acuan utama dalam desain dan operasional pabrik. Selama commissioning pabrik, tim kontrol mengacu pada P&ID untuk memeriksa jalur katup dan instrumentasi.
17. Isometric Drawing
Gambar tiga dimensi dari satu jalur pipa lengkap dengan informasi detail seperti ukuran, jenis sambungan, panjang pipa, dan arah aliran. Digunakan untuk fabrikasi dan pemasangan di lapangan. Fabricator menggunakan isometric drawing untuk memotong dan menyusun pipa sebelum dikirim ke lokasi proyek.
18. Cap

Berfungsi untuk menutup ujung pipa secara permanen agar tidak terjadi kebocoran atau aliran keluar. Saat salah satu jalur distribusi tidak digunakan, ujungnya ditutup menggunakan cap agar sistem tetap aman.
19. Gasket

Material fleksibel (karet, grafit, atau PTFE) yang dipasang di antara dua flange untuk mencegah kebocoran saat sambungan dikencangkan. Untuk menghindari kebocoran gas bertekanan tinggi, gasket berbahan grafit digunakan antara flange stainless steel.
Menguasai istilah dalam sistem perpipaan bukan hanya mempermudah komunikasi teknis, tetapi juga mendukung pengambilan keputusan yang lebih akurat saat merancang atau mengevaluasi sistem. Pemahaman ini juga menjadi kunci agar instalasi berjalan aman, efisien, dan tahan lama.
Jika kamu tertarik memperdalam setiap komponen, kami telah menyediakan artikel khusus untuk elbow, tee, dan reducer. Selain itu, ACS siap menjadi mitra penyedia kebutuhan fitting dan komponen perpipaan industri dengan kualitas terbaik dan dukungan teknis yang andal.