Apa Itu Pengelasan 1g 2g 3g 4g 5g

2025-11-17

Daftar isi

Tutup

Dalam dunia industri, pengelasan (welding) merupakan salah satu proses penting untuk menyambung logam agar membentuk struktur yang kuat dan tahan lama. Namun, tidak semua pengelasan dilakukan dalam posisi yang sama. Di sinilah konsep posisi pengelasan (welding position) menjadi sangat penting. Setiap posisi memiliki tingkat kesulitan, arah kerja, dan aplikasi berbeda yang mempengaruhi hasil serta kualitas sambungan.

Secara umum, posisi pengelasan dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu G (Groove Weld) dan F (Fillet Weld). Huruf G menunjukkan sambungan alur seperti pada pipa atau pelat datar, sedangkan F digunakan untuk sambungan sudut seperti pada struktur baja atau rangka logam. Pemahaman tentang klasifikasi posisi 1G hingga 5G membantu welder menentukan teknik, arah gravitasi, dan metode kerja yang tepat agar hasil pengelasan sesuai standar industri.

Pengertian dan Klasifikasi Posisi Pengelasan

Posisi pengelasan (welding position) adalah teknik menyambung dua logam dari arah atau sudut tertentu. Dalam praktiknya, posisi ini menentukan bagaimana seorang welder mengatur arah panas, gerakan elektroda, serta bagaimana gaya gravitasi mempengaruhi lelehan logam (weld pool). Karena itu, pemilihan posisi pengelasan sangat penting untuk memastikan sambungan logam kuat, seragam, dan bebas cacat.

Secara umum, terdapat dua jenis utama sambungan dalam dunia pengelasan, yaitu Groove Weld (G) dan Fillet Weld (F).

  • Groove Weld (G) digunakan untuk menyambung dua logam yang sejajar atau membentuk sambungan alur. Jenis ini umum dijumpai pada pipa, pelat datar, dan tangki industri yang membutuhkan kekuatan tinggi di sepanjang sambungan.
  • Fillet Weld (F) digunakan untuk menyambung dua logam yang saling tegak lurus atau membentuk sudut. Jenis ini banyak digunakan pada struktur baja, rangka mesin, dan konstruksi bangunan.

Perbedaan utama keduanya terletak pada bentuk sambungan dan arah beban yang diterima. Groove weld cenderung digunakan untuk sambungan yang membutuhkan penetrasi penuh, sedangkan fillet weld lebih cocok untuk sambungan penopang atau rangka.

Berikut perbandingan singkat antara Groove Weld dan Fillet Weld:

Jenis Pengelasan Bentuk Sambungan Arah Pekerjaan Kelebihan Contoh Aplikasi
Groove Weld (G) Alur/ sejajar Datar, vertikal, melingkar Penetrasi tinggi, sambungan kuat Pipa industri, pelat tangki, vessel
Fillet Weld (F) Sudut/ tegak lurus Horizontal atau vertikal Lebih cepat & mudah Struktur baja, rangka mesin, konstruksi gedung

Penjelasan Tiap Posisi Pengelasan

Dalam dunia pengelasan, setiap posisi memiliki tingkat kesulitan dan teknik tersendiri. Huruf G (Groove) dan F (Fillet) digunakan untuk menandai jenis sambungan, sedangkan angka menunjukkan posisi pengelasan. Misalnya, 1G berarti posisi datar untuk sambungan groove, sementara 2F berarti posisi horizontal untuk sambungan fillet.

Berikut penjelasan lengkap tiap posisi pengelasan yang umum digunakan dalam industri konstruksi dan fabrikasi logam:

1. 1G (Flat Position)

Posisi 1G merupakan posisi pengelasan paling mudah. Pada posisi ini, benda kerja diletakkan datar di atas meja atau lantai, dan proses pengelasan dilakukan dari atas ke bawah. Karena tidak melawan gravitasi, lelehan logam mengalir rata ke dalam sambungan sehingga hasilnya lebih halus dan konsisten.

Aplikasi umum: 

  • Pelat dasar struktur baja
  • Tangki datar 
  • Latihan dasar bagi welder pemula.

2. 2G (Horizontal Position)

Posisi 2G ini banyak diterapkan pada struktur baja dan konstruksi pipa industri, terutama ketika pemasangan Flexible Hose atau sambungan antar sistem perpipaan membutuhkan stabilitas tinggi.

Aplikasi umum:

  • Sambungan pelat tegak lurus pada struktur bangunan atau rangka baja
  • Pengujian sertifikasi tingkat menengah

3. 3G (Vertical Position)

Posisi 3G dilakukan secara vertikal, bisa dari bawah ke atas (uphill) atau dari atas ke bawah (downhill). Posisi ini menuntut keterampilan tinggi karena gravitasi langsung mempengaruhi aliran logam cair, sehingga kontrol dan teknik gerakan tangan menjadi kunci utama.

Aplikasi umum:

  • Kolom baja vertikal
  • Rangka tangki tegak
  • Konstruksi struktur gedung tinggi

4. 4G (Overhead Position)

Posisi 4G merupakan posisi paling menantang karena dilakukan dari bawah permukaan benda kerja (overhead). Dalam posisi ini, logam cair cenderung menetes ke bawah, sehingga kontrol panas dan kecepatan pengelasan harus sangat presisi.

Pengelasan posisi 4G biasanya ditemukan pada pekerjaan di bawah struktur atau plafon, misalnya saat pemasangan komponen seperti Motorized Valve yang terletak di area sulit dijangkau.

Aplikasi umum:

  • Pengelasan sambungan pipa di bawah struktur
  • Pekerjaan di langit-langit atau area yang tidak bisa dibalik

5. 5G (Pipe Welding Position)

Posisi 5G atau disebut dengan welding ini dikhususkan untuk pengelasan pipa dengan sumbu pipa tetap secara horizontal (tidak diputar). Pengelasan dilakukan mengelilingi pipa mulai dari bagian bawah, ke samping, lalu ke atas.

Aplikasi umum:

  • Pipa industri minyak & gas
  • Sistem petrokimia dan pembangkit listrik

Baca juga: Apa itu Nozzle Check Valve, Fungsi, dan Aplikasinya

Aplikasi Posisi Pengelasan di Proyek Industri

Setiap posisi pengelasan memiliki penerapan tersendiri tergantung kebutuhan dan kondisi di lapangan. Dalam proyek industri, welder tidak hanya dituntut untuk memahami teori, tetapi juga mampu menyesuaikan posisi kerja sesuai orientasi komponen dan standar keselamatan kerja. Berikut beberapa contoh penerapan posisi pengelasan di berbagai sektor industri:

1. Industri Migas (Minyak dan Gas)

Di sektor migas, posisi pengelasan 5G menjadi yang paling dominan karena digunakan pada pipa bawah tanah, pipa transfer fluida, hingga tangki bertekanan tinggi mengacu pada standar API 1104. Pipa biasanya dipasang tetap di tempat (tidak bisa diputar), sehingga pengelasan dilakukan mengelilingi sumbu pipa secara manual.

Contoh penerapan:

  • Jalur pipa minyak mentah dan gas alam
  • Sistem perpipaan kilang minyak (refinery)
  • Tangki penyimpanan dan vessel bertekanan tinggi

2. Konstruksi Struktur Baja

Dalam pembangunan gedung bertingkat, jembatan, maupun rangka baja industri mengacu kepada standar AWS D1.1 dengan posisi pengelasan 2G dan 3G menjadi yang paling sering digunakan. Kedua posisi ini cocok untuk sambungan antar pelat vertikal dan horizontal yang membentuk elemen struktur utama.

Contoh penerapan:

  • Sambungan kolom dan balok baja
  • Rangka jembatan baja
  • Struktur rangka berat dan tower

3. Pembuatan Tangki dan Vessel

Proses pembuatan tangki besar dan pressure vessel mengacu pada standar ASME IX/B31 menggunakan kombinasi posisi 1G hingga 4G, tergantung orientasi bagian yang dilas. Permukaan dasar biasanya dikerjakan dalam posisi datar (1G), sedangkan bagian dinding dan sambungan atas menggunakan 3G atau 4G.

Contoh penerapan:

  • Tangki penyimpanan air dan bahan kimia
  • Vessel reaktor industri kimia
  • Drum boiler dan kondensor

4. Pembangkit Listrik dan Industri Marine

Pada proyek pembangkit listrik serta sektor perkapalan (marine industry), pengelasan sering dilakukan di area yang sulit dijangkau, seperti bawah dek atau rangka mesin. Posisi 4G (overhead) dan 5G banyak digunakan untuk menangani bagian tersebut.

Contoh penerapan:

  • Rangka kapal dan dek bawah
  • Sistem pipa pendingin di ruang mesin
  • Struktur pendukung boiler dan turbin

Memahami berbagai posisi pengelasan (welding position) seperti 1G, 2G, 3G, 4G, dan 5G sangat penting bagi setiap welder maupun insinyur industri. Setiap posisi memiliki tantangan tersendiri dalam menghadapi pengaruh gravitasi, arah logam cair, serta kenyamanan kerja di lapangan. Penguasaan berbagai jenis posisi las tidak hanya meningkatkan kualitas hasil sambungan, tetapi juga menjadi standar kompetensi yang diakui secara internasional dalam dunia fabrikasi dan konstruksi.

Dalam penerapannya, setiap sektor industri memanfaatkan posisi pengelasan sesuai kebutuhan: 1G hingga 4G umum pada struktur baja dan tangki, sedangkan 5G mendominasi proyek perpipaan di sektor migas dan pembangkit listrik. Dengan memahami karakteristik dan teknik dari tiap posisi, welder dapat bekerja lebih efisien, menghasilkan sambungan yang kuat, dan memenuhi standar keselamatan industri yang ketat.

Penulis

Om Vin
Om Vin adalah full-time in-house engineer ACS dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri pipa fitting dan sangat gemar dengan tantangan.

Share

  • Facebook
  • Tweet
  • Whatsapp
  • LinkedIn

Artikel lainnya

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
17
.
11
.
25

Flowmeter Air: Prinsip Kerja dan Cara Membaca Hasil Pengukuran

Flowmeter air digunakan untuk memantau debit dan laju aliran air. Simak prinsip kerja, jenis alat ukur, dan cara membaca hasil flowmeter dengan benar.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
07
.
11
.
25

Valve untuk Aplikasi LNG dan Terminal Gas

Cryogenic valve berstandar API 6D menjaga keamanan LNG di suhu -162°C. Simak tantangan, desain, dan sertifikasi penting dalam industri LNG.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
07
.
11
.
25

Sistem Piping di Fuel Terminal

Desain sistem piping di terminal BBM memastikan distribusi bahan bakar aman, efisien, dan sesuai standar seperti API 2610, NFPA, serta HSE guidelines.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
07
.
11
.
25

Prosedur Safety Valve di Fuel Terminal

Safety valve jadi garis pertahanan terakhir di terminal BBM untuk cegah overpressure, kebakaran, & ledakan. Kuncinya: uji rutin & patuh standar API–NFPA.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
07
.
11
.
25

Pentingnya Valve yang Compliant terhadap API 6D

API 6D memastikan valve pipeline migas aman, andal, dan lolos uji ketat. Compliance jadi bukti kualitas, keselamatan, serta keandalan operasi jangka panjang.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
07
.
11
.
25

Panduan Lengkap API 6D vs API 600

API 6D dipakai untuk valve di pipeline migas, sedangkan API 600 fokus pada steel gate valve di refinery. Bedanya terletak pada fungsi, tekanan, dan aplikasinya.