2024-02-12

Material Asbes: Karakteristik dan Dampaknya pada Kesehatan

Daftar isi

Tutup

Material asbes telah menjadi bagian tak terlupakan dari banyak industri, khususnya konstruksi, selama puluhan tahun. Di Indonesia sendiri, asbes adalah salah satu komponen atap, pengganti genteng yang terbuat dari tanah liat. Namun, belakangan banyak diberitakan bahwa asbes tidak disarankan untuk digunakan sebagai atap karena memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Lantas, bagaimana penggunaan asbes yang benar?

Artikel ini akan membahas tentang apa itu asbes, komposisinya, peran sebagai bahan konstruksi, serta risiko kesehatan yang terkait. Pemahaman terhadap karakteristik asbes akan dikupas selengkapnya untuk memberi gambaran lebih mengenai pemberitaan di media. Mari simak ulasan berikut.

Apa itu Asbes?

Asbes adalah material yang biasa digunakan sebagai atap, mengandung sejenis mineral serat yang terdiri dari serat-serat panjang dan tipis. Asbes memiliki sifat-sifat khusus seperti tahan panas, listrik dan korosi, serta kokoh yang membuatnya sangat berguna dalam berbagai aplikasi industri, terutama dalam konstruksi. Keunikan asbes lainnya terletak pada kekuatan mekaniknya, daya tahan terhadap panas, dan ketahanannya terhadap zat kimia.

Apakah Asbes Berbahaya Bagi Kesehatan?

Saat ini, WHO tidak menganjurkan penggunaan asbes, khususnya untuk atap bangunan. Banyak negara-negara di dunia yang tak lagi menggunakan asbes untuk bangunan mereka. Tetapi, di Indonesia, penggunaan asbes masih sangat umum. Terlebih karena harganya yang cenderung lebih murah dibandingkan material atap lainnya.

Namun, meskipun memiliki sifat-sifat yang menguntungkan, penggunaan asbes juga dapat menimbulkan kekhawatiran serius terkait dengan dampak kesehatan manusia. Jika terdapat kerusakan atau patahan pada asbes, dapat memicu adanya partikel-partikel kecil yang berterbangan di udara. Hal ini berbahaya jika terhirup oleh manusia. Sebab, asbes bisa masuk ke dalam tubuh, yang kemudian mengendap di organ.

Penyakit yang Disebabkan oleh Paparan Serat Asbes

Paparan serat asbes dapat menyebabkan berbagai penyakit serius, khususnya yang terkait dengan sistem pernapasan, tidak menutup kemungkinan juga organ-organ lainnya. Beberapa penyakit yang bisa timbul akibat paparan serat asbes antara lain:

Asbestosis

Asbestosis merupakan kondisi paru-paru yang kronis yang disebabkan oleh paparan berulang terhadap serat asbes. Paparan ini dapat menyebabkan fibrosis atau pengerasan jaringan paru-paru, menyebabkan kesulitan bernapas, batuk, dan ketidaknyamanan pernapasan.

Kanker Paru-paru

Paparan serat asbes telah dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena kanker paru-paru. Proses kanker ini mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk berkembang setelah paparan asbes pertama kali terjadi.

Mesotelioma

Paparan asbes adalah penyebab utama mesotelioma. Mesotelioma adalah jenis kanker langka yang berkembang di lapisan-lapisan jaringan yang melapisi organ-organ internal, terutama di daerah dada dan perut.

Gejala dari penyakit-penyakit di atas umumnya tidak langsung muncul pada saat partikel asbes terhirup masuk ke dalam tubuh, melainkan membutuhkan waktu bertahun-tahun. Selain itu, tidak semua individu yang terpapar asbes akan mengalami penyakit berbahaya. Penting untuk dicatat bahwa risiko penyakit akibat asbes tergantung pada tingkat paparan, durasi paparan, dan jenis serat asbes yang terlibat.

Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan dan pengelolaan yang ketat sangat penting untuk melindungi pekerja dan masyarakat umum dari dampak kesehatan negatif yang dapat disebabkan oleh serat asbes.

Meskipun tidak begitu, perlu diingat bahwa paparan asbes tetap meningkatkan risiko terhadap berbagai penyakit serius. Dampaknya dapat bervariasi, tapi langkah-langkah pencegahan dan kesadaran terhadap risiko kesehatan yang terkait dengan asbes tetap krusial untuk melindungi masyarakat dari potensi dampak negatif paparan tersebut.

Bagaimana, apakah penjelasan di atas membuat Anda berpikir ulang dalam menggunakan asbes untuk material bangunan Anda? Mari sebisa mungkin jaga kesehatan kita, sesuai anjuran WHO. Seperti yang kita tahu, kesehatan merupakan investasi terpenting bagi manusia.

Penulis

Share

  • Facebook
  • Tweet
  • Whatsapp
  • LinkedIn

Artikel lainnya

No items found.